Handphone & Email Para "Pemenang"
>> Selasa, 11 November 2008
Ini catatan saya tentang penggunaan HP dan Email. Dewasa ini dalam berbisnis kita telah banyak sekali dibantu dengan dua sarana komunikasi modern tadi. Namun sepanjang karir saya sebagai profesional maupun pebisnis, saya mengamati tidak semua orang telah menggunakan alat2 bantu komunikasi tersebut dengan baik. Bahkan terkadang bisnis atau karirnya malah terganggu karena ybs secara tidak sadar telah menggunakan sarana komunikasi yang dimilikinya secara tidak benar.
Di sisi yang lain saya juga mengamati bahwa “Para Pemenang“ , yaitu sosok yang sangat berhasil dalam bisnis dan karirnya, umumnya memiliki beberapa kebiasaan yang mungkin patut kita contoh. Berikut beberapa diantaranya:
1. Para Pemenang jarang berganti-ganti nomor HP.
Logikanya wajar, karena jarang berganti nomor HP, Para Pemenang mudah dihubungi ketika ada pihak yang membutuhkan produk atau jasanya. Orang yang kurang berhasil dalam usaha dan karirnya (untuk tidak menyebut mereka sebagai “orang yang kalah“) saya amati memiliki kebiasaan yang sebaliknya, yaitu sering berganti nomor HP, dan parahnya lagi sering tidak memberitahu kolega/klien. Hebatnya, jika saya tanya kenapa sering berganti nomor HP, mereka selalu saja punya alasan, entah HP hilang, SIM card rusak, dsb. Anehnya, selalu hanya mereka yg punya masalah2 tadi.
2. Para Pemenang selalu menerima panggilan jika HP nya dihubungi.
Ya, Para Pemenang kapanpun coba saya hubungi selalu menerima panggilan dengan “greeting“ yang segar dan bersemangat seperti suasana di pagi hari. Tidak peduli jam berapapun dihubungi. Mengucapkan “Halo Selamat Pagi!“ ataupun “Halo Selamat Malam!“ buat mereka sama bergairahnya. Kecuali tentu ketika mereka sedang meeting. Itupun biasanya langsung callback selesai meeting. Sebaliknya, mereka yg kurang berhasil lebih sering tidak mengangkat panggilan masuk, atau lebih parah lagi mematikan HP nya. Ada teman saya yang kurang berhasil, jujur mengakui bahwa jika nomornya tidak dikenal dia takut itu adalah debt collector. Wah, lantas bagaimana dia bisa membedakan antara debt collector dengan prospek yang akan memberikan order?
3. Para Pemenang menggunakan SMS dengan bijak.
Para Pemenang yang saya kenal umumnya sopan dalam ber-sms. Menggunakan pilihan kata yang sopan, seringkali diakhiri dengan terimakasih atau thanks. Dan tidak pernah menggunakan huruf besar secara sembarangan. Dalam nettiquete penggunaan huruf besar biasanya digunakan jika kita hendak “berteriak“ (flamming). Kebiasaan ini diteruskan di era SMS. Para Pemenang juga tidak menggunakan SMS untuk hal-hal yang urgent dan critical. Karena tidak setiap saat kita bisa reply SMS segera. Kalau memang urgent Para Pemenang biasanya langsung telpon saja. Tentu saja, Para Pemenang begini tidak termasuk umat “mis-kin- call“.
4. Para Pemenang menggunakan alamat email dengan namanya sendiri.
Silahkan diamati, umumnya Para Pemenang menggunakan alamat email sesuai namanya sendiri, tidak aneh-aneh. Mereka cukup percaya diri untuk mencantumkan nama-nya. Mungkin disingkat supaya tidak kepanjangan, tapi selalu nama mereka sendiri yang dicantumkan. Sementara mereka yang kurang berhasil kadang alamat emailnya aneh-aneh. Misalnya menggunakan nama julukan yang susah diingat (gendutz, peyanx, wanche, dst ...) Atau menggunakan nama selebritis (yang paling sering: beckham, baldwin, dsb ...) Padahal dalam bisnis kita perlu tahu dengan siapa kita berinteraksi.
Lagipula sudah tahu toh tidak mirip dengan Beckham, kenapa tidak menggunakan nama pemberian orang tua kita sendiri saja? Saya yakin Bill Gates atau Larry Pages juga tidak repot2 bikin alamat email coolprogrammer@ .... misalnya. Saya pernah menerima email dari rekan yang alamat emailnya “gondoruwopulogadung @ ...”, bisa Anda bayangkan betapa seramnya untuk me-reply email beliau.
5. Para Pemenang sopan dalam ber-email.
Umumnya email yang saya terima dari Para Pemenang menggunakan salam pembuka dan salam penutup. Pilihan katanya sopan, dan tidak sembarangan menggunakan huruf besar. Dan dibawah salam, dengan percaya diri mencantumkan nama lengkap dan kontak yang bisa dihubungi. Mereka yang kurang berhasil, sering emailnya tanpa salam, kadang menggunakan kata yang tidak sopan, dan sembarangan memakai huruf besar (jadi yang nerima serasa diteriakin), dan tidak pe-de mencantumkan nama nya sendiri di bawah.
Saya sendiri karena "kebetahannya " dengan kota Medan , selalu menambahkan dengan " From nice city of Medan " yang mungkin menjadi trade mark diri ( email dari kita ) misalnya.
Saya pernah terkaget-kaget menerima email yang diketik dengan capslock semua, sudah begitu menggunakan bahasa “gaul” lagi. Waduh, sampai pusing baca nya. Padahal ternyata isi nya tidak ada yang penting.
6. Para Pemenang selalu merespon email.
Para Pemenang yang saya kenal selalu merespon setiap email yang masuk. Mereka ini adalah para CEO atau pemilik perusahaan kelas dunia. Namun meskipun ratusan email yang masuk setiap hari nya, mereka selalu menunjukkan bahwa mereka “care” dengan email yang mereka terima. Sekalipun kadang respon nya hanya berupa forward ke staff nya dengan pesan singkat “Pls follow up”, atau reply hanya: “Got it. Will revert to you later”. Tapi setidaknya mereka menunjukkan atensi. Sebaliknya, mereka yang kurang berhasil sering justru tidak mereply email yang mereka terima. Meskipun mereka pasti lebih banyak waktu.
7. Para Pemenang bijak menggunakan email.
Sewaktu saya masih sebagai karyawan " Clerk Executive " di Sunter - Jakarta , setiap hari Jumat, mailbox saya penuh dengan teman-teman yang mengirimkan joke, intermezzo, bahkan gambar2 hot. Kadang attachement nya demikian besar sehingga mengganggu bandwidth. Belum kalau saling reply. Wah mailbox penuh oleh hal2 tidak penting. Para Pemenang yang saya kenal tidak pernah melakukan hal-hal seperti itu. Mereka menggunakan email sesuai tujuan nya, yaitu untuk melakukan komunikasi.
Apakah Anda juga seorang Pemenang? Anda bisa tambahkan lagi list diatas?
dikutip dari http://djodiismanto .blogspot. com
0 komentar:
Posting Komentar